Monday, April 7, 2014

Sepotong hati yang baru, dan itu adalah k.a.m.u

Seorang wanita berparas ayu,
bermata indah agak sedikit sipit,
berhidung mancung (kedalam) terkena imbas dari pipi bulet yang menggemaskan,
dan
bertubuh tinggi dibandingkan dengan teman-teman wanita sebayanya.

Tak terasa sudah hampir 4 tahun lamanya diriku mengenalnya. Berawal dari sekedar teman sekelas di awal perkuliahan, kemudian menjajaki masa transisi zaman alay menjadi zaman serba galau, perkodean hingga zaman PHP.
Pada waktu itu, hati ini masih diisi oleh seorang wanita. Wanita yang telah menemani hari-hariku nyaris 5 tahun lamanya. Namun, semenjak memasuki masa perkuliahan kami akhirnya dipisahkan oleh jarak dan juga waktu untuk sekedar bertemu sapa.

Hari berganti hari, masalah demi masalah pun mulai timbul dan semakin larut. Namun, seberat apapun masalah yang muncul, hati ini tak kunjung goyah dan tetap pada prinsip diri "cukup hanya satu di hati".



Well, yang namanya manusia pasti memiliki batas kesabaran dan kejenuhan atas semua masalah-masalah yang tak kunjung usai. Kemudian, timbullah niat untuk mencari seseorang. Seseorang yang akan ku jadikan lebih dari sekedar teman, yaitu sahabat.
Dialah orangnya.
Entah mengapa aku memilih dirinya.
Mungkin karena awalnya aku tertarik dengan stylenya yang mengenakan hijab dan sering di padu padankan dengan kemeja, celana jeans dan tak ketinggalan sepatu convers mungil miliknya.

Aku mencoba memberanikan diri untuk mendekatinya dengan bantuan SMS. Hari berganti hari komunikasi dengan dirinya semakin intensif, aku mulai merasa sangat nyaman dengannya.
Namun, aku tetap membatasi perasaan ini hanya sekedar rasa nyaman sebagai seorang sahabat.
Tidak lebih.

Aku mulai memberanikan diri mengajaknya keluar dengan alasan menemaniku mencari kado untuk seseorang wanita special yang jauh di sana. Aku mengajaknya karena ku pikir dia pasti lebih mengerti dan bisa memberikan saran kado apa yang disenangi seorang wanita disaat ia ulang tahun.

Aku semakin nyaman dengan dirinya terlebih lagi dia sering memberi support dan saran apabila aku sharing tentang sesuatu. Akupun yakin bahwa dia telah menjadi sahabat wanita yang pertama dalam hidup ini.
Aku jadi sering mengajak dirinya jalan entah untuk menemaniku ke suatu tempat atau hanya sekedar berjalan-jalan keliling Mall.
Ya hanya dirinya.
Aku senang karena ia tak pernah sekalipun menolak ajakanku, walaupun setiap aku jemput aku selalu menunggu dirinya selesai make-upan.

Singkat cerita, hubunganku dengan wanita yang telah cukup lama di hati ini berakhir, membuatku untuk menutup hati yang sudah hancur dan kusam ini. Tapi ternyata hati ini sempat berlabuh jua ke satu wanita, namun entah mengapa masih belum bisa kembali seperti sedia kala.

Hari kelulusan pun tiba.
Dipagi hari yang membahagiakan itu, tiba-tiba hati dan pikiran ini hanya terpaku pada seseorang.
Ya, sahabatku itu.
Dan apa yang aku lakukan?
Tanpa berpikir panjang, dini hari di sela-sela kesibukan mempersiapkan diri untuk acara wisuda, aku langsung mengirimkannya sebuah SMS.
Aku masih ingat pesanku itu “...”
Lampu indikator BB ku menyala merah, tanda ada pesan balasan darinya. Oh, betapa senangnya hati ini. Berbalas pesanpun terlaksana pagi itu.

Tak terasa acara prosesi penyerahan toga berjalan begitu cepat. Di akhir acara sebelum pulang, aku dan seluruh teman kelas lainnya menggunakan waktu untuk foto bersama. Diri ini ingin sekali rasanya mengabadikan momen special ini dengan berfoto bersamanya, namun apa daya hal itu tidak kesampaian :(
Tapi, senang juga masih sempat berpamitan dengannya sewaktu berada di luar gedung untuk membeli minuman heheh.

Dan....
Ah, akhirnya aku mengungkapkan perasaanku kepada dirinya, dan dari situ baru aku ketahui kalau ternyata dia telah lama menyimpan perasaannya terhadapku. Akupun baru tahu kalau ternyata juga dia pernah mem-block akun twitternya dengan alasan cemburu buta melihat diriku berbalas mention dengan seorang wanita :p

Iya, kami sudah saling mengetahui perasaan satu sama lain.
Namun,
pada saat itu hati ini masih memiliki keraguan yang sangat kuat, ditambah lagi kami berdua terikat dengan yang namanya SK 25 yang berisikan larangan untuk menikah sesama pegawai PLN :|
Akupun memutuskan untuk menjauh darinya walaupun aku tahu itu akan benar-benar membuatnya sedih dan kecewa terhadap diriku.

Beberapa hari aku tidak menghubungi dirinya berharap ia juga berusaha melupaka aku. Hari itu di jackloth, sebelum magrib sebuah BBM masuk yang ternyata dari dirinya, seakan sedang menahan rasa rindu dan meminta kepastian namun ia tak mengungkapkannya secara langsung.

Ya, Allah aku tidak kuat lagi membuatnya menderita karena ketidakpastian ini, akupun memberanikan diri menjelaskan kenapa aku tidak menghubunginya lagi, berusaha seperti ingin menjauh darinya, dan dalam waktu yang singkat akhirnya kami resmi berpisah.

Waktupun berlalu, dia meminta diirku untuk tidak menghubunginya lagi, namun diri ini tak kuasa, entah kenapa hati ini masih memikirkannya dan akhirnya jari-jari ini tergerak untuk menghubunginya melalui pesan singkat.
Magrib itu di McD Gajah mada aku menanyakan keberadaan dirinya. Apakah pulang ke kampung halaman? Dan smsku itu hanya di bales “kepo deh”. Aku mengutarakan kalau aku ingin menelpon dirinya. Mungkin karena gendang telinga yang sering mendengarkan lagu metal ini merindukan suara yang cempreng tapi begitu menyenangkan hati, untuk sekedar bercanda gurau namun ia tidak mengindahkan perasaanku, diri ini pun tidak bisa memaksa.

Setelah malam itu, kami kembali tidak saling berkomunikasi dalam kurun waktu yang cukup lama hingga aku pulang ke kampung halaman. Di sana, rasa rindu ini muncul kembali. Namun, dalam sisi yang lain hati dan pikiran ini merasa takut jika harapan-harapan kemarin tumbuh kembali. Sempat diri ini menahan tapi akhirnya menyerah.
Kali ini via whatsapp, siang itu sekedar menanyakan kabar sembari bersenda gurau, entah mengapa kami membahas “bagaimana diri ini menurut satu sama lain. Seperti memberi penilaian kepada diri masing-maisng. Yang paling melekat di pikiran ini ia mengatakan kalau diri ini “metroseksual” kebetulan waktu itu jujur tidak mengerti sama sekali apa yang dimaksdu dengan “metroseksual” tersebut. Ternyata itu merupakan gaya dan cara berpakaianku. Ciee,,, memperhatiin penampilan nih ceritanya :p Loh!

Karena bercandaan, aku membuat dirinya marah, ngambek, tapi tetap rindu kan? Hehehe yup, karena aku membanding2kan dirinya dengan seseorang. Sebut saja "bunga". Yang mungkin akan ada sedikit kisah tentangnya di cerita ini.  Karena candaan tadi, membuat dirinya tidak lagi me-reply pesankuk lagi.

Hingga waktu yang telah kami sekelas tunggu-tunggu itupun datang.
Diklat prajabatan dimulai.
Tepat dipembidangan, semua kisah ini berawal walau ada pula yang berakhir.

Hmm,, akhirnya diri ini merasakan kecemburuan lagi setelah sekian lamanya tak pernah muncul.
Ya, dia adalah bunga. Entah mengapa dalam waktu singkatt bisa muncul perasaan seperti ini.
Awalnya aku dan dia hanya sekedar teman, dimana ia selalu meminta pendapat dan jalan keluar apabila sedang bertengkar dengan pasangannya yang kebetulan sahabatku sendiri.

Akhirnya, tanpa berpikir panjang lagi, kuputuskan untuk menjalin hubungan dengan bunga.
Sebuah keputusan yang seharusnya aku pertimbangkan dengan baik dan bijak.
Lalu apa yang terjadi?
Ya, tak perlu waktu lama, berita tentang aku dan bunga akhirnya sampai ke telinganya.
Aku tahu dia pasti sangat kecewa mendengarnya, untuk itu aku ingin menjelaskan secara langsung kepadanya tentang ini.

Sore hari, tepatnya saat kami baru saja dari pandaan. Aku melihatnya sedang duduk sendiri di depan warung sembari menunggu anak-anak lain yang sedang berbelanja. Aku kemudian menghampirinya mencoba membuka percakapan.
Namun apa yang terjadi?
Oh, dia menatapku dengan mata yang sangat sinis dan tajam.
Tak pernah sebelumnya melihat dirinya seperti itu.
Seperti terkena “skill stunt” dalam game DoTa yang memberiku efek terdiam dan terpaku.
Ya, aku berdiri terpatung untuk beberapa saat melihatnya berdiri pergi berjalan menjauh.

Kejadian sore itu membuat pikiran ini tak pernah berhenti untuk memikirkannya. Ada rasa bersalah yang begitu mendalam, ingin rasanya segera menjelaskan kepadanya namun apadaya segala komunikasi tidak berhasil. Wa di block, bbm di delcont, sms ga di reply, apalagi di telp.

Akhirnya di minggu siang aku memberanikan diri untuk menelponnya.
Whoaaa,, telp ku diangkat, yeepyyy betapa senangnya hati ini walalu belum bisa lega dan tenang.
Suaranya terdengar datar, menunjukkan sekali kekesalan dan kemarahannya kepada diri ini.
Aku mencoba untuk mengajaknya ketemuan untuk membicarakan dan menjelaskan langsung kepadanya namun dia bersikukuh tidak mau. Ku coba mencairkan suasana dengan lelucon-lelucon basi. Tak terasa satu jam lebih kami bebricara via telepon, padahal kami hanya terpisah oleh jarak beberapa sentimeter saja.
Aku terus mencoba membujuk dan meyakinkannya untuk bisa menjelaskan dengan bertemu langsung tiba-tiba hapeku lowbatt.
Akupun mengirimkan pesan, dan apa yang terjadi?
Dia mauuu whoaaaaa.....
Gak sabar pokoknya menunggu selesai makan malam XD

Waktu yang kutunggu-tunggu itupun akhirnya tiba, kami memutuskan untuk berbincang di sudut koridor walau sebenarnya di sana bukan tempat yang cocok untuk berbicara. Ya, terlalu banyak orang yang berlalu lalang.
Di sana tersedia kursi panjang kosong yang sebenarnya mampu memuat kami berdua, hanya saja selama pembicaraan kami lebih memilih untuk tetap berdiri, karena duduk udah terlalu mainstream hahaha.
Kami ngobrol banyak hal, dan baru kali ini aku mendengar dia berbicara blakblakan mengungkapkan semua unek unek dan juga isi hatinya hehee..

Akhirnya malam itu aku berhasil memberinya penjelasan kenapa aku menjalin hubungan bersama bunga. Tapi, bukannya hati ini menjadi lega dan tenang karena telah membuatnya mengerti, namun semenjak pembicaraan 4 mata itu, aku jadi selalu memikirkannya.

Dikelas, aku selalu mencuri-curi pandang kearahnya. Dengan kacamatanya yang membuatku sangat terpesonona, hehe. Walau waktu itu aku sedang menjalin hubungan dengan bunga, kemana-mana kami selalu berdua, bahkan di kelaspun aku duduk bersampingan dengan bunga, namun pikiran dan pandangan ini tak pernah lepas darinya.

Dari situ aku sadar, kalau cinta ini, hati ini, seutuhnya untuk diirnya. Yup, mungkin dulu aku terlalu mudah menyerah atau kata-kata kerennya “kalah sebelum perang” dan juga mengambil keputusan salah tanpa berpikir lebih matang dahulu. Maafin aku ya sayang. Sekarang aku ingin memperbaiki kesalahan-kesalahan aku yang dahulu, aku ingin menyayangi dan mencintai kamu seutuhnya dan selamanya hingga hembus nafas terakhirku di dunia ini. Izinkan aku memperjuangkanmu. Aku tahu akan banyak ujian-ujian dan cobaan yang akan datang menguji kita. Semoga kita di beri kekuatan baik itu kekuatan hati untuk dapat selalu melaluinya bersama, terima kasih telah memberiku sepotong hati yang baru.

Aku cinta kepadamu, NDN :*











by


ibnu

No comments:

Post a Comment